Marketing Ala Philip Kotler

1. Dua Alasan Terjadinya Krisis Global Menurut Kotler

Sampai saat ini dampak krisis global masih terasa. Bagaimana krisis ini di mata seorang pakar marketing?
"Ada dua alasan kenapa krisis global terjadi," kata bapak marketing dunia, Philip Kotler, dalam pengantar seminar Marketing in Turbelent Times di Jakarta, Rabu (27/5).
Alasan yang dimaksudkannya adalah pertama, adanya mekanisme globalisasi. "Globalisasi mengubah dunia," katanya. Kedua, adanya faktor digitalisasi. Dengan ini, maka turbo marketing akan terjadi. "Berita akan tersebar dengan lebih cepat. Iklan akan tersebar lebih luas," ungkap Kotler.
Bahkan, lanjutnya, saat ini sudah ada yang mampu mendesain produk mobil dari dalam garasi rumah mereka. "Untuk itu perusahaan harus lebih waspada. Mungkin ada orang-orang yang bisa mengancam perusahaan Anda walau dari dalam ruang-ruang privat yang kecil," kata Philip di hadapan ratusan peserta seminar.

2. Inilah Chaotic Management System ala Philip Kotler

Resesi bakal menghantui negeri kita hingga 10 tahun ke depan. Berikut beberapa cara menghadapinya (chaotic management system) menurut Bapak Marketing Dunia, Philip Kotler, yang terungkap dalam seminar "Marketing in Turbulent Times" di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
1. Amankan bagian keuntungan pasar perusahaan Anda dari segmen konsumen.
2. Melakukan penelitian terhadap konsumen dengan lebih sering. "Karena apa yang mereka butuhkan dan inginkan selalu berubah," ungkap Philip.
3. Meminimalkan biaya perawatan.
4. Fokus pada pemasaran.
5. Jangan berikan diskon pada produk andalan.
6. Menghentikan program yang tidak berjalan baik.
7. Pertahankan program yang kuat dan lepaskan yang lemah.



3. Kiat Menjalankan Marketing Zaman Ini

Menghadapi perubahan yang berarti di zaman ini, teknik pemasaran juga mesti memperhatikan beberapa hal penting.
"Anda harus lebih fokus budaya setempat, harus punya penghargaan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai yang berlaku," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
Selain itu, ada 7 kiat yang layak diperhatikan menurut Kotler, antara lain:
1. Perusahaan mesti memberikan pelayan yang terbaik
2. Harus menjual pengalaman, emosi dan karya otentik
3. Harus membangun hubungan yang baik pada konsumen
4. Harus punya relasi dengan media, blogg, dan situs-situs pertemanan yang melibatkan banyak orang atau komunitas
5. Harus mampu mengembangkan dengan cepat sistem dan perencanaan
6. Harus mampu mengukur hasil-hasil dan akuntabilitas perusahaan
7. Harus menyeimbangkan penghargaan kepada para pemegang saham


4. Wajah Marketing Zaman Ini

Ada banyak perubahan dalam dunia marketing jika ditelusuri dari tahun 1950-an hingga sekarang. "Dulu marketing dilakukan oleh tenaga marketing, tapi sekarang semua orang bisa melakukannya," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
Saat ini membangun brand tidak lagi mesti dari iklan tapi ditentukan pada dominasi dan kekuatan komunikasi. Dalam sisi penjualan, produk tidak lagi dijual lewat toko, tetapi secara on line. Berikutnya, kalau dulu produsen menjual produk untuk semua orang sekarang terkonsentrasi kepada perusahaan yang punya target pasar yang jelas.
Pola pikir juga berubah, saat ini pola pikirnya global dan lokal, tidak seperti dulu yang hanya berpikir lokal saja. Dan yang penting marketing zaman sekarang memikirkan betapa berharganya konsumen untuk jangka panjang dengan sistem koneksi dan kolaborasi.


5. Evolusi Marketing, dari Transaksi ke Kolaborasi

Sama seperti bidang lain, dunia marketing pun mengalami evolusi. "Pada tahun 1950-an tipenya marketing transaksi, tahun 1980-an marketing relationship dan pada tahun 2000 sampai sekarang marketing kolaborasi," kata Philip Kotler saat Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
Marketing transaksi yang terjadi tahun 1950-an memiliki ciri banyak perusahaan terlibat dalam transaksi di pasar saham, sebagai tempat yang paling bernilai. Kedua, pembelinya pasif. Mereka banyak ditargetkan dengan penawaran-penawaran. Ketiga, konsep perusahaannya menciptakan nilai untuk konsumen. "Berikutnya, interaksi konsumennya elicit needs dan solicit feedback," ungkap Philip.
Sementara ciri marketing relationship antara lain, pertama, hubungan antarkonsumen berlaku untuk jangka panjang. Kedua, pasar adalah tempat di mana banyak nilai ditampilkan. Ketiga, portofolio dari bentuk relasi akan bisa diolah. Keempat, mencoba menarik, mengembangkan dan memelihara keuntungan dari konsumen. Kelima, mengamati konsumen dan mempelajari serta belajar menyesuaikan diri dengan keinginan konsumen.
Lalu bagaimana wajah dunia marketing sejak tahun 2000 hingga sekarang? Hal pertama ditunjukkan dengan wajah pasar sebagai tempat berkumpulnya nilai-nilai yang disepakati dengan banyak dialog. Kedua, pengalaman bersama untuk mencipta. Ketiga, mengikat konsumen untuk menciptakan nilai yang unik. Dan terakhir, melakukan dialog aktif dengan konsumen dan komunitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar